Rabu, 02 Januari 2013

Kau Tuhan Yang Teguhkan Langkahku


Beberapa hari setelah berhasil melewati bronchitis, semua barang elektronik pun lenyap dibawa maling, mulai dari laptop, hp, sampai barang kecil "power bank" pun tak tersisa.
"Kenapa ga sekalian bunuh aku aja?", pertanyaan itu pun keluar bersamaan dengan air mata, setelah sadar dari tidur dan melihat laptop tidak di meja lagi.
Pikiran melayang-layang, tidak hanya memikirkan materi yang hilang, melainkan wajah orang tua yang berada jauh disana.
Hati gelisah, doa pun tak henti keluar dari mulut maupun dalam hati.
Doa ku hanya meminta agar papa dan mama tidak shock mendengar hal ini.
Menado (Menara Doa) tempat pertama yang ku datangi, untuk cerita semuanya kepada Tuhan, karena kaki ku tidak kuat untuk melangkah ke kantor polisi.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sudah 5 bulan ku lalui kejadian itu.
Mengingat kembali, detik-detik kesadaran ku akan kehilangan itu, membuatku semakin mengerti bahwa Tuhanlah yang meneguhkan langkahku.
Sempat tersirat dalam hati untuk bunuh diri, karena takut dimarahi papa dan mama, tapi berkat "Kau Tuhan Yang Teguhkan Langkahku" ke menara doa, membuat ku kuat untuk memberitahu semuanya kepada orang tua ku.
Mujizat pun terjadi, Tuhan Yesus melawat hati kedua orang tua ku, tak satu pun mereka mengeluarkan amarah, makian, bahkan kata-kata yang membuat putus asa. Malah kedua orang tua ku memberi kata-kata positif, nasihat, bahkan kalimat yang dapat membuatku tersenyum kembali.
Semua karena Dia, Allah ku yang hidup.
I Love You Lord..

PEMIMPIN SEPERTI APA YANG DIBUTUHKAN DI INDONESIA


Indonesia sedang mengalami krisis kepercayaan, bahkan saat ini dilanda oleh krisis kepemimpinan. Jika dilihat dari sudut perekonomian, masih banyak masyarakat Indonesia yang miskin dan penyebabnya ialah pemimpin dalam daerah itu sendiri. Pada zaman sekarang, sangat sulit mendapatkan pemimpin yang jujur, adil, tidak korupsi dan mau mendengar suara rakyat. Sebagian besar pemimpin bahkan dapat dikatakan lebih memikirkan dirinya sendiri, sehingga tidak asing lagi bagi mereka untuk mengambil hak rakyat secara diam-diam yang sering disebut dengan tindakan korupsi.
Jika melihat pemimpin saat ini, sering sekali kita mendengar janji atau ucapan mereka yang pada kenyataannya hanyalah gombalan” semata. Trend “gombal bukan saja diterapkan dalam kalangan muda, dalam merayu pasangannya, tapi calon pemimpin juga banyak yang hanya sekedar “menggombal. Mulai dari pimpinan jajaran yang tertinggi hingga jajaran yang terendah, pada saat kampanye para pemimpin memberikan janji-janji yang pada intinya dapat mensejahterakan rakyat, agar masyarakat memilih mereka sebagai pemimpin, tetapi setelah mereka terpilih, semua janji mereka tidak ada yang di realisasikan.
Pemimpin seperti apa yang dibutuhkan di Indonesia?? Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak elitis dan yang mau dekat dengan rakyat, yang tidak sekedar hanya memberi harapan palsu. Pemimpin yang mau terjun langsung ke lapang dan dapat berkomunikasi dengan masyarakatlah yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Jika seorang pemimpin mau merasakan penderitaan masyarakat dan memahami kehidupan masyarakat khususnya masyarakat bawah, mungkin tidak mustahil pemimpin tersebut dapat mengatasi setiap masalah yang terjadi di masyarakat. Karena melalui tindakan dan sikapnya, pemimpin tersebut dapat langsung mengetahui setiap hal yang terjadi pada masyarakat. Apabila pemimpin hanya dibungkus dalam sebuah gedung mewah, dan hanya bisa berbicara tapi tidak bertindak, mungkin sangat mustahil pemimpin tersebut dapat mengetahui apalagi mengatasi masalah yang terjadi diluar gedung mewahnya.
Munculnya Jokowi memberikan dampak dan tolak ukur bagi seluruh masyarakat di Indonesia, sosok pemimpin yang tidak elitis ini membuat gebrakan baru di era krisis kepemimpinan saat ini. Seperti seorang anak kecil yang dibawa keluar rumah, selalu bertanya dan ingin tahu semua yang dia lihat, begitulah jiwa Jokowi bagi masyarakat ibukota Indonesia. Tidak hanya berbicara, tetapi bertindak, tidak memikirkan apa kata orang, tapi memikirkan bagaimana nasib orang.
Ide-idenya dalam mengubah Jakarta menjadi lebih baik, dapat di acungkan jempol oleh semua masyarakat, bahkan semua pernyataan yang keluar dari mulutnya dapat mengembalikan seluruh kepercayaan masyarakat kepada seorang pemimpin. Tidak hanya janji, tapi pembuktian.
Jika seluruh pemimpin di Indonesia berjiwa kepemimpinan seperti Gubernur DKI Jakarta saat ini, akan sangat mudah membawa bangsa Indonesia kepada titik aman yang penuh damai, sukacita, ketenangan, bahkan kesejahteraan. Gaya kepemimpinannya menjadi cerminan bagi seluruh calon pemimpin dan pemimpin saat ini diseluruh Indonesia, bahkan menjadi tolak ukur bagi masyarakat dalam memilih pemimpin di daerahnya masing-masing.
-Ria Devita Pinem-