Beberapa hari setelah berhasil
melewati bronchitis, semua barang elektronik pun lenyap dibawa maling, mulai
dari laptop, hp, sampai barang kecil "power bank" pun tak tersisa.
"Kenapa ga sekalian bunuh aku
aja?", pertanyaan itu pun keluar bersamaan dengan air mata, setelah sadar
dari tidur dan melihat laptop tidak di meja lagi.
Pikiran melayang-layang, tidak
hanya memikirkan materi yang hilang, melainkan wajah orang tua yang berada jauh
disana.
Hati gelisah, doa pun tak henti
keluar dari mulut maupun dalam hati.
Doa ku hanya meminta agar papa dan mama tidak
shock mendengar hal ini.
Menado (Menara Doa) tempat pertama
yang ku datangi, untuk cerita semuanya kepada Tuhan, karena kaki ku tidak kuat
untuk melangkah ke kantor polisi.
Hari berganti hari, bulan berganti
bulan, tak terasa sudah 5 bulan ku lalui kejadian itu.
Mengingat kembali, detik-detik
kesadaran ku akan kehilangan itu, membuatku semakin mengerti bahwa Tuhanlah
yang meneguhkan langkahku.
Sempat tersirat dalam hati untuk
bunuh diri, karena takut dimarahi papa dan mama, tapi berkat "Kau Tuhan
Yang Teguhkan Langkahku" ke menara doa, membuat ku kuat untuk memberitahu
semuanya kepada orang tua ku.
Mujizat pun terjadi, Tuhan Yesus
melawat hati kedua orang tua ku, tak satu pun mereka mengeluarkan amarah,
makian, bahkan kata-kata yang membuat putus asa. Malah kedua orang tua ku
memberi kata-kata positif, nasihat, bahkan kalimat yang dapat membuatku
tersenyum kembali.
Semua karena Dia, Allah ku yang
hidup.
I Love You Lord..
Beberapa hari setelah berhasil
melewati bronchitis, semua barang elektronik pun lenyap dibawa maling, mulai
dari laptop, hp, sampai barang kecil "power bank" pun tak tersisa.
"Kenapa ga sekalian bunuh aku
aja?", pertanyaan itu pun keluar bersamaan dengan air mata, setelah sadar
dari tidur dan melihat laptop tidak di meja lagi.
Pikiran melayang-layang, tidak
hanya memikirkan materi yang hilang, melainkan wajah orang tua yang berada jauh
disana.
Hati gelisah, doa pun tak henti
keluar dari mulut maupun dalam hati.
Doa ku hanya meminta agar papa dan mama tidak shock mendengar hal ini.
Doa ku hanya meminta agar papa dan mama tidak shock mendengar hal ini.
Menado (Menara Doa) tempat pertama
yang ku datangi, untuk cerita semuanya kepada Tuhan, karena kaki ku tidak kuat
untuk melangkah ke kantor polisi.
Hari berganti hari, bulan berganti
bulan, tak terasa sudah 5 bulan ku lalui kejadian itu.
Mengingat kembali, detik-detik
kesadaran ku akan kehilangan itu, membuatku semakin mengerti bahwa Tuhanlah
yang meneguhkan langkahku.
Sempat tersirat dalam hati untuk
bunuh diri, karena takut dimarahi papa dan mama, tapi berkat "Kau Tuhan
Yang Teguhkan Langkahku" ke menara doa, membuat ku kuat untuk memberitahu
semuanya kepada orang tua ku.
Mujizat pun terjadi, Tuhan Yesus
melawat hati kedua orang tua ku, tak satu pun mereka mengeluarkan amarah,
makian, bahkan kata-kata yang membuat putus asa. Malah kedua orang tua ku
memberi kata-kata positif, nasihat, bahkan kalimat yang dapat membuatku
tersenyum kembali.
Semua karena Dia, Allah ku yang
hidup.
I Love You Lord..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar